🌺 *PASUTRI* 🌺
*Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata :*
السعادة الزوجية لا تأتي بالعنف وفرض السيطرة، فإن هذا من الخطأ،ولكن يجب أن ينظر الزوج إلى زوجته على أنها قرينته وأم أولاده وراعية بيته ، فيحترمها كما يحب هو أن تحترمه.
【نور علــــى الدرب【13/19】
*"Kebahagian rumah tangga tidak datang dengan sikap keras dan sikap harus menguasai (pasangan), sesungguhnya hal ini merupakan kesalahan, akan tetapi wajib bagi seorang suami memandang istrinya bahwa dia merupakan teman dekatnya, ibu dari anak-anaknya, dan pemimpin rumah tangganya ( ketika ia tidak ada ), iapun menghormatinya sebagaimana ia suka dihormati oleh istrinya"*
( Nur alad-darbi : 13/19)
📕 Sumber : Group - و داعيا إلى الله-
📗 *Alih bahasa : Abu Ya'la Kurnaedi*
Selalu Belajar
"Selalu belajar, Teruslah belajar, Ilmu, Islam, Nasehat Islam, Adab, Akhlak, Manhaj"
Jumat, 03 Maret 2017
Masih Sibuk dengan Dunia ???
Masih Sibuk dengan DUNIA ???
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Siapa yang keinginannya hanya kehidupan Akhirat maka Allah akan memberi rasa cukup (Kekayaan) dalam hatinya, menyatukan urusannya yang berserakan dan Dunia pun datang kepadanya tanpa dia cari,
dan Siapa yang keinginannya hanya kehidupan Dunia maka Allah akan jadikan kemiskinan selalu membayang-bayangi di antara kedua matanya, mencerai beraikan urusannya dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali sekedar apa yang telah ditentukan baginya."
(Hadits Riwayat Tirmidzi 2389)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Siapa yang keinginannya hanya kehidupan Akhirat maka Allah akan memberi rasa cukup (Kekayaan) dalam hatinya, menyatukan urusannya yang berserakan dan Dunia pun datang kepadanya tanpa dia cari,
dan Siapa yang keinginannya hanya kehidupan Dunia maka Allah akan jadikan kemiskinan selalu membayang-bayangi di antara kedua matanya, mencerai beraikan urusannya dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali sekedar apa yang telah ditentukan baginya."
(Hadits Riwayat Tirmidzi 2389)
SAUDARAKU PENUNTUT ILMU PERHATIKANLAH ADABMU
SAUDARAKU PENUNTUT ILMU PERHATIKANLAH ADABMU
1. TEPAT WAKTU
Fenomena yg sering ana perhatikan pada sebagian penuntut ilmu adalah kurang memperhatikan masalah waktu, Sering telat bahkan sudah menjadi kebiasaan. Dari nafi' berkata: saya bertanya kepada ibnu umar tentang sabda Rosulullah:
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺑﺎﺭﻙ ﻷﻣﺘﻲ ﻓﻲ ﺑﻜﻮﺭﻫﺎ
Ya Allah berkahilah umatku dalam ke-segera-an mereka (HR: abu dawud)
Beliau(ibnu umar) menjawab: segera dalam menuntut ilmu dan shof pertama
(Adabul imla' wal istimla' 111)
2. TIDAK ADA KESERIUSAN, HANYA NYAMBI SAJA
Ulama salaf berkata:
ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻻ ﻳﻌﻄﻴﻚ ﺑﻌﻀﻪ ﺣﺘﻰ ﺗﻌﻄﻴﻪ ﻛﻠﻚ
Ilmu tidak akan memberimu sebagiannya sampai engkau menyerahkan dirimu sepenuhnya
(Tazdkirotussami' 35)
Kadang datang kadang tidak dan itupun semaunya tanpa ada ijin dan pemberitahuan kepada gurunya. Abul abbas berkata saya tidak pernah meninggalkan majlisnya Ibrohim alharby selama 50 tahun.
Alimam Alkarkhy berkata: saya sengaja pagi2 hadir di majelisnya abu hazim dihari jum'at(hari libur) agar tidak terputus kebiasaanku.
Wahab bin jarir dari bapaknya berkata: saya duduk di majelisnya Alhasan 7 tahun, satu haripun saya tidak pernah meninggalkannya, saya puasa kemudian berangkat menemuinya
(Ma'alim fitoriq tolabil ilmi 56-57)
3. TIDAK ADA PERSIAPAN YANG MAKSIMAL
Sering kita dapatkan sebagin mereka lupa buku, alat tulis dll, dan menganggap itu hal biasa, Kan lupa...... bukan sengaja
ﻗﻠﻢ ﺑﺪﻳﻨﺎﺭ
Perkataan yg begitu populer dari seorang ulama hadits Muhammad bin salam Albikandy(salah satu gurunya imam bukhory) ketika dimajelis hadits pensil beliau patah dan menawarkan harga satu dinar bagi siapa yg bisa memberikan pensil kepada
beliau.... harga yg begitu fantastis untuk sebatang pensil... tapi begitulah para ulama mereka tidak mau kehilangan waktu untuk mencatat ilmu
4.TIDAK MELAKSANAKAN TUGAS YG DIBERIKAN
USTADNYA
Hal ini erat kaitannya dengan poin yg kedua karena berawal dari tidak adanya keseriusan jadi seakan-akan menganggap remeh tugas dan latihan yg diberikan oleh ustadnya.
Disuruh hafal alasannya nga' bisa karena usia padahal
nga ada usaha.
Dirusuh kerjakan tugas alasan sibuk,
Sibuk buka WA....
Sibuk buka FB...
Sibuk futsal.....
Dll......
Diantara tipu daya syaiton terhadap penuntut ilmu dia mencukupkan dengan beberapa faidah yg dia dapat kemudian berkata kepada dirinya: kamu mendingan dibandingkan dengan yg lain, refresing dulu, akhirnya waktu untuk refresing jauh lebih
banyak dibandingkan waktu untuk belajar(ma"alim
fi toriq tolabil ilmi 39-40)
5. MENJAGA ADAB DENGAN GURU
Nabi shollahu alaihi wasallam bersabda:
ﻟﻴﺲ ﻣﻨَّﺎ ﻣَﻦْ ﻟﻢ ﻳُﺠِﻞَّ ﻛﺒﻴﺮَﻧﺎ ، ﻭﻳﺮﺣﻢْ ﺻﻐﻴﺮَﻧﺎ ! ﻭﻳَﻌْﺮِﻑْ ﻟﻌﺎﻟِﻤِﻨﺎ ﺣﻘَّﻪُ
Bukan dari golongan kami orang yg tidak memuliakan yg lebih tua dan menyayangi yg muda dan tidak mengetahiu hak-hak nya orang alim diantara kita (Dishohihkan oleh Al albany dalam shohih
Aljami' 5443)
Imam syafii'y berkata: saya membuka buku dihadapan Malik dengan sangat pelan agar beliau tidak mendengar suaranya.
Imam Ahmad berkata kepada kholaf Al ahmar: aku
tidak akan duduk kecuali dihadapanmu begitulah
kami diperintahkan untuk tawadu' dihadapan guru
kami
Imam Robi' bin sulaiman berkata: demi Allah aku tidak berani meneguk segelas air keika Assyafi'iy menatap kepadaku.
(Muntolaqoot tolibul ilmi 274)
1. TEPAT WAKTU
Fenomena yg sering ana perhatikan pada sebagian penuntut ilmu adalah kurang memperhatikan masalah waktu, Sering telat bahkan sudah menjadi kebiasaan. Dari nafi' berkata: saya bertanya kepada ibnu umar tentang sabda Rosulullah:
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺑﺎﺭﻙ ﻷﻣﺘﻲ ﻓﻲ ﺑﻜﻮﺭﻫﺎ
Ya Allah berkahilah umatku dalam ke-segera-an mereka (HR: abu dawud)
Beliau(ibnu umar) menjawab: segera dalam menuntut ilmu dan shof pertama
(Adabul imla' wal istimla' 111)
2. TIDAK ADA KESERIUSAN, HANYA NYAMBI SAJA
Ulama salaf berkata:
ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻻ ﻳﻌﻄﻴﻚ ﺑﻌﻀﻪ ﺣﺘﻰ ﺗﻌﻄﻴﻪ ﻛﻠﻚ
Ilmu tidak akan memberimu sebagiannya sampai engkau menyerahkan dirimu sepenuhnya
(Tazdkirotussami' 35)
Kadang datang kadang tidak dan itupun semaunya tanpa ada ijin dan pemberitahuan kepada gurunya. Abul abbas berkata saya tidak pernah meninggalkan majlisnya Ibrohim alharby selama 50 tahun.
Alimam Alkarkhy berkata: saya sengaja pagi2 hadir di majelisnya abu hazim dihari jum'at(hari libur) agar tidak terputus kebiasaanku.
Wahab bin jarir dari bapaknya berkata: saya duduk di majelisnya Alhasan 7 tahun, satu haripun saya tidak pernah meninggalkannya, saya puasa kemudian berangkat menemuinya
(Ma'alim fitoriq tolabil ilmi 56-57)
3. TIDAK ADA PERSIAPAN YANG MAKSIMAL
Sering kita dapatkan sebagin mereka lupa buku, alat tulis dll, dan menganggap itu hal biasa, Kan lupa...... bukan sengaja
ﻗﻠﻢ ﺑﺪﻳﻨﺎﺭ
Perkataan yg begitu populer dari seorang ulama hadits Muhammad bin salam Albikandy(salah satu gurunya imam bukhory) ketika dimajelis hadits pensil beliau patah dan menawarkan harga satu dinar bagi siapa yg bisa memberikan pensil kepada
beliau.... harga yg begitu fantastis untuk sebatang pensil... tapi begitulah para ulama mereka tidak mau kehilangan waktu untuk mencatat ilmu
4.TIDAK MELAKSANAKAN TUGAS YG DIBERIKAN
USTADNYA
Hal ini erat kaitannya dengan poin yg kedua karena berawal dari tidak adanya keseriusan jadi seakan-akan menganggap remeh tugas dan latihan yg diberikan oleh ustadnya.
Disuruh hafal alasannya nga' bisa karena usia padahal
nga ada usaha.
Dirusuh kerjakan tugas alasan sibuk,
Sibuk buka WA....
Sibuk buka FB...
Sibuk futsal.....
Dll......
Diantara tipu daya syaiton terhadap penuntut ilmu dia mencukupkan dengan beberapa faidah yg dia dapat kemudian berkata kepada dirinya: kamu mendingan dibandingkan dengan yg lain, refresing dulu, akhirnya waktu untuk refresing jauh lebih
banyak dibandingkan waktu untuk belajar(ma"alim
fi toriq tolabil ilmi 39-40)
5. MENJAGA ADAB DENGAN GURU
Nabi shollahu alaihi wasallam bersabda:
ﻟﻴﺲ ﻣﻨَّﺎ ﻣَﻦْ ﻟﻢ ﻳُﺠِﻞَّ ﻛﺒﻴﺮَﻧﺎ ، ﻭﻳﺮﺣﻢْ ﺻﻐﻴﺮَﻧﺎ ! ﻭﻳَﻌْﺮِﻑْ ﻟﻌﺎﻟِﻤِﻨﺎ ﺣﻘَّﻪُ
Bukan dari golongan kami orang yg tidak memuliakan yg lebih tua dan menyayangi yg muda dan tidak mengetahiu hak-hak nya orang alim diantara kita (Dishohihkan oleh Al albany dalam shohih
Aljami' 5443)
Imam syafii'y berkata: saya membuka buku dihadapan Malik dengan sangat pelan agar beliau tidak mendengar suaranya.
Imam Ahmad berkata kepada kholaf Al ahmar: aku
tidak akan duduk kecuali dihadapanmu begitulah
kami diperintahkan untuk tawadu' dihadapan guru
kami
Imam Robi' bin sulaiman berkata: demi Allah aku tidak berani meneguk segelas air keika Assyafi'iy menatap kepadaku.
(Muntolaqoot tolibul ilmi 274)
ASPEK KEIMANAN DI RUMAH
ASPEK KEIMANAN DI
RUMAH
Nasehat (3): Jadikanlah Rumah sebagai Tempat Dzikrullah (Mengingat Allah).
Rasulullah shallallahu alaihi
wasalam bersabda:
"Perumpamaan rumah yang di dalamnya ada dzikrullah, dan rumah yang tidak ada dzikrullah di dalamnya adalah (laksana) perumpamaan antara yang hidup dengan yang mati".Hadits riwayat Muslim dan Abu Musa 1/539, cet. Abdul Baqi
"Perumpamaan rumah yang di dalamnya ada dzikrullah, dan rumah yang tidak ada dzikrullah di dalamnya adalah (laksana) perumpamaan antara yang hidup dengan yang mati".Hadits riwayat Muslim dan Abu Musa 1/539, cet. Abdul Baqi
Karena itu rumah harus dijadikan
sebagai tempat untuk melakukan berbagai macam dzikir, baik itu dzikir dalam hati
maupun dengan lisan, shalat, atau membaca shalawat dan Al-Qur'an, atau
mempelajari ilmu-ilmu agama, atau membaca buku-buku lain yang bermanfaat.
Saat ini betapa banyak rumah-rumah
umat Islam yang mati karena tidak ada dzikrullah di dalamnya, sebagaimana
disebutkan oleh hadits di atas. Dan apatah lagi manakala yang menjadi dendangan
di dalam rumah itu adalah syair-syair dan lagu-lagu setan, menggunjing, berdusta
dan mengadu domba?
Apatah lagi jika rumah-rumah itu
penuh dengan kemaksiatan dari kemungkaran, seperti ikhtilath (campur baur
dengan lawan jenis) yang diharamkan, tabarruj (pamer kecantikan dan
perhiasan) di antara kerabat yang bukan mahram atau kepada tetangga yang masuk
ke rumah?
Bagaimana mungkin malaikat akan
masuk ke dalam rumah dengan keadaan seperti itu? Karena itu hidupkanlah rumahmu
dengan dzikrullah! Mudah-mudahan Allah merahmatimu.
Nasehat (4): Jadikan Rumahmu
sebagai Kiblat.
Maksudnya, menjadikan rumah sebagai
tempat beribadah.
Allah berfirman:
"Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: "Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu sebagai kiblat dan dirikanlah shalat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman". (Yunus: 87).
Allah berfirman:
"Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: "Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu sebagai kiblat dan dirikanlah shalat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman". (Yunus: 87).
Ibnu Abbas berkata: "Maksud disuruh
menjadikan rumah-rumah mereka sebagai kiblat yaitu mereka diperintahkan
menjadikan rumah-rumah itu sebagai masjid-masjid (tempat beribadah)".
Ibnu Katsir berkata: "Hal ini
seakan-akan - Wallahu a'lam - ketika siksaan dan tekanan Fir'aun beserta
kaumnya semakin menjadi-jadi atas mereka, maka mereka disuruh untuk memperbanyak
shalat sebagaimana firman Allah Ta'ala :
"Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu".(Al-Baqarah: 153).
"Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu".(Al-Baqarah: 153).
Dalam hadits:
"Apabila Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam menghadapi suatu kesulitan, maka beliau melakukan shalat". Tafsir Ibnu Katsir, 4/224.
"Apabila Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam menghadapi suatu kesulitan, maka beliau melakukan shalat". Tafsir Ibnu Katsir, 4/224.
Hal ini menegaskan betapa pentingnya
ibadah di dalam rumah-rumah,terutama dalam waktu-waktu lemah dan tertindas,
demikian pula dalam beberapa kesempatan manakala umat Islam tidak mampu
menampakkan shalat mereka di hadapan orang-orang kafir. Dalam hal ini kita juga
perlu mengenang kembali mihrab Maryam, yakni tempat peribadatan beliau,
sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta'ala:
"Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di Mihrab ia dapati makanan di sisinya". (Ali lmran : 37)
"Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di Mihrab ia dapati makanan di sisinya". (Ali lmran : 37)
Para sahabat juga amat
memperhatikan masalah shalat di dalam rumah mereka selain shalat fardhu. Sebuah
kisah di bawah ini menarik sebagai pelajaran bagi kita :
"Dari Mahmud bin Ar-Rabi' Al-Anshari, bahwasanya Itban bin Malik - dia adalah salah seorang Sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam yang ikut serta dalam perang Badar, dari kaum Anshar - ia datang kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam lalu berkata: "Wahai Rasulullah!, pandanganku telah menipu tapi aku tetap shalat bersama kaumku, apabila turun hujan, mengalirlah air di lembah (yang memisahkan) antara aku dengan mereka sehingga aku (tak) bisa datang ke masjid mereka dan shalat bersama-sama, aku sangat ingin wahai Rasulullah, jika engkau datang kepadaku dan shalat di dalam rumahku sehingga aku menjadikannya sebagai mushalla (tempat shalat)". Ia berkata: "Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam bersabda kepadanya: "Akan aku lakukan Insya Allah"." Itban berkata: "Maka berangkatlah Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam dan Abu Bakar ketika siang (nampak) meninggi, maka Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam meminta izin, lalu aku mengizinkan kepada beliau, beliau tidak duduk sebelum masuk ke dalam rumah lalu beliau berkata: "Di bagian mana engkau suka aku melakukan shalat dari rumahmu?" . "Ia berkata: "Maka aku tunjukkan kepada beliau suatu arah dari rumahku, maka Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam berdiri kemudian bertakbir, lalu kami semua berdiri membentuk barisan, dan Nabi Shallallahu alaihi wasalam shalat dua rakaat kemudian salam".
"Dari Mahmud bin Ar-Rabi' Al-Anshari, bahwasanya Itban bin Malik - dia adalah salah seorang Sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam yang ikut serta dalam perang Badar, dari kaum Anshar - ia datang kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam lalu berkata: "Wahai Rasulullah!, pandanganku telah menipu tapi aku tetap shalat bersama kaumku, apabila turun hujan, mengalirlah air di lembah (yang memisahkan) antara aku dengan mereka sehingga aku (tak) bisa datang ke masjid mereka dan shalat bersama-sama, aku sangat ingin wahai Rasulullah, jika engkau datang kepadaku dan shalat di dalam rumahku sehingga aku menjadikannya sebagai mushalla (tempat shalat)". Ia berkata: "Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam bersabda kepadanya: "Akan aku lakukan Insya Allah"." Itban berkata: "Maka berangkatlah Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam dan Abu Bakar ketika siang (nampak) meninggi, maka Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam meminta izin, lalu aku mengizinkan kepada beliau, beliau tidak duduk sebelum masuk ke dalam rumah lalu beliau berkata: "Di bagian mana engkau suka aku melakukan shalat dari rumahmu?" . "Ia berkata: "Maka aku tunjukkan kepada beliau suatu arah dari rumahku, maka Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam berdiri kemudian bertakbir, lalu kami semua berdiri membentuk barisan, dan Nabi Shallallahu alaihi wasalam shalat dua rakaat kemudian salam".
Dalam memetik pelajaran dari hadits
di atas, Ibnu Hajar berkata: "Di situ merupakan pelajaran, agar kita menggunakan
tempat tertentu untuk melakukan shalat dalam rumah. Adapun larangan untuk
menjadikan tempat tertentu dalam masjid adalah hadits Abu Daud, dan itu jika ia
lakukan untuk riya' atau yang sejenisnya. Menjadikan tempat tertentu
dalam rumah untuk shalat bukan berarti menjadikan tempat tersebut sebagai wakaf
- tidak berlaku padanya hukum wakaf - meski secara umum dikategorikan dengan
nama masjid.
Nasehat (5): Pendidikan Keimanan
untuk Anggota Keluarga.
Dari Aisyah radhiallahu anha ia
berkata:
Suatu ketika Rasullah Shallallahu alaihi wasalam, mengerjakan shalat malam, ketika akan witir beliau mengatakan: "Bangunlah, dan dirikanlah shalat witir wahai Aisyah!".
"Allah mengasihi laki-laki yang bangun malam kemudian shalat lalu membangunkan isterinya sehingga shalat, jika tidak mau ia memerciki wajahnya dengan air". Hadits riwayat Muslim, Shahih Muslim bi Syarh An-Nawawi, 6/23
Suatu ketika Rasullah Shallallahu alaihi wasalam, mengerjakan shalat malam, ketika akan witir beliau mengatakan: "Bangunlah, dan dirikanlah shalat witir wahai Aisyah!".
"Allah mengasihi laki-laki yang bangun malam kemudian shalat lalu membangunkan isterinya sehingga shalat, jika tidak mau ia memerciki wajahnya dengan air". Hadits riwayat Muslim, Shahih Muslim bi Syarh An-Nawawi, 6/23
Membiasakan dan menganjurkan para
isteri dengan sedekah adalah sesuatu yang bisa menambah iman, ia adalah perkara
agung yang dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam dengan
sabdanya:
"Wahai segenap wanita, bersedekahlah kalian. Sesungguhnya aku melihat bahwa kalian adalah sebanyak-banyak penduduk Neraka". Hadits riwayat Ahmad dan Abu Daud; Shahihul jami' , hadits no.3488
"Wahai segenap wanita, bersedekahlah kalian. Sesungguhnya aku melihat bahwa kalian adalah sebanyak-banyak penduduk Neraka". Hadits riwayat Ahmad dan Abu Daud; Shahihul jami' , hadits no.3488
Di antara ide yang bagus adalah
dengan meletakkan kotak amal di dalam rumah untuk orang-orang miskin, sehingga
setiap uang yang masuk di dalamnya menjadi hak bagi orang-orang yang
membutuhkannya, karena itulah tempat dana mereka di dalam rumah orang muslim.
Jika anggota keluarga melihat seorang panutan yang membiasakan puasa pada
ayyaamul biidh (pertengahan setiap bulan Qamariyah, yaitu tanggal 13, 14,
15), hari Senin dan Kamis, hari Asyura, hari Arafah, pada banyak hari di bulan
Muharram dan Sya'ban, niscaya akan mendorong anggota keluarga yang lain untuk
mengikutinya.
Nasehat (6): Perhatian pada
Do'a-do'a yang Disyari'atkan dan Sunnah
-sunnah yang Berkaitan dengan Rumah.
-sunnah yang Berkaitan dengan Rumah.
Di antara contohnya
yaitu:
Do'a masuk rumah:Imam Muslim dalam Shahihnya meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Jika seorang laki-laki masuk ke dalam rumahnya kemudian menyebut nama Allah Ta'ala ketika dia masuk dan ketika makan, setan berkata: "Kamu tidak punya (jatah) tempat tidur dan tidak pula (jatah) makan di sini". Dan jika ia masuk dan tidak menyebut nama Allah ketika ia masuk, maka setan berkata: "Kamu mendapatkan (jatah) tempat tidur". Dan jika tidak menyebut nama Allah ketika makan, setan berkata: "Kamu mendapat (jatah) tempat tidur dan makan"." Hadits riwayat Imam Ahmad, Al-Musnad, 3/346 dan Muslim, 3/1599
Do'a masuk rumah:Imam Muslim dalam Shahihnya meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Jika seorang laki-laki masuk ke dalam rumahnya kemudian menyebut nama Allah Ta'ala ketika dia masuk dan ketika makan, setan berkata: "Kamu tidak punya (jatah) tempat tidur dan tidak pula (jatah) makan di sini". Dan jika ia masuk dan tidak menyebut nama Allah ketika ia masuk, maka setan berkata: "Kamu mendapatkan (jatah) tempat tidur". Dan jika tidak menyebut nama Allah ketika makan, setan berkata: "Kamu mendapat (jatah) tempat tidur dan makan"." Hadits riwayat Imam Ahmad, Al-Musnad, 3/346 dan Muslim, 3/1599
Do'a keluar
rumah:Dalam
Sunan, Abu Daud meriwayatkan bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
"Jika seorang laki-laki keluar dari rumahnya kemudian mengatakan: "Dengan Nama Allah, aku bertawakkal (menggantungkan diri) kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah", niscaya akan dikatakan kepadanya: "Cukuplah bagimu, engkau telah diberi petunjuk, engkau telah dicukupi dan dijaga ", sehingga setan menyingkir daripadanya. Lalu setan lain berkata kepadanya: "Bagaimana kamu dapat (menggoda) laki-laki yang telah ditunjuki, dicukupi dan dijaga?"." Hadits riwayat Abu Daud no. 5095, At-Tirmidzi No. 3426. Dalam Shahihul Jami', hadits no. 499.
"Jika seorang laki-laki keluar dari rumahnya kemudian mengatakan: "Dengan Nama Allah, aku bertawakkal (menggantungkan diri) kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah", niscaya akan dikatakan kepadanya: "Cukuplah bagimu, engkau telah diberi petunjuk, engkau telah dicukupi dan dijaga ", sehingga setan menyingkir daripadanya. Lalu setan lain berkata kepadanya: "Bagaimana kamu dapat (menggoda) laki-laki yang telah ditunjuki, dicukupi dan dijaga?"." Hadits riwayat Abu Daud no. 5095, At-Tirmidzi No. 3426. Dalam Shahihul Jami', hadits no. 499.
Siwak:
Dalam Shahihnya, Imam Muslim
meriwayatkan dari Aisyah radhiyallah 'anha, bahwasanya ia berkata:
"Bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam jika masuk rumahnya beliau memulai dengan siwak".Shahih Muslim, kitab Ath-Thaharah, bab 15, no. 44.
"Bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam jika masuk rumahnya beliau memulai dengan siwak".Shahih Muslim, kitab Ath-Thaharah, bab 15, no. 44.
Nasehat (7):Rutin Membaca Surat
Al-Baqarah di Rumah untuk Mengusir
Setan.
Setan.
Hadits-hadits dalam hal ini di
antaranya:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
"Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan! Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah".Shahih Muslim, cet.Abdul Baqi, 1/539
"Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan! Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah".Shahih Muslim, cet.Abdul Baqi, 1/539
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
"Bacalah surat Al-Baqarah di rumah-rumah kalian, karena sesungguhnya setan itu tidak masuk ke dalam rumah yang dibaca di dalamnya surat Al-Baqarah".Hadits riwayat Al-Hakim di dalam Al-Mustadrak, 1/561; dan dalam Shahihul Jami ', hadits no.1170
"Bacalah surat Al-Baqarah di rumah-rumah kalian, karena sesungguhnya setan itu tidak masuk ke dalam rumah yang dibaca di dalamnya surat Al-Baqarah".Hadits riwayat Al-Hakim di dalam Al-Mustadrak, 1/561; dan dalam Shahihul Jami ', hadits no.1170
Tentang keutamaan dua ayat terakhir
dari surat Al-Baqarah serta pengaruh membacanya bagi rumah, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya Allah Ta'ala menulis suatu kitab sebelum Ia menciptakan langit dan bumi sekitar 2000 tahun, Ia berada di atas Arsy, dan menurunkan dua ayat penutup (terakhir) dari surat Al-Baqarah. Dan tidaklah setan mendekat rumah yang dibacakan di dalamnya kedua ayat tersebut selama tiga malam".Hadits riwayat Imam Ahmad di dalam As-Sunnah 4/274 dan selainnya; dalam Shahihul Jami' hadits no. 1799
MEMBANGUN RUMAH TANGGA
MEMBANGUN RUMAH TANGGA
MEMBANGUN RUMAH
TANGGA
Nasehat (1): Memilih Istri yang Tepat
Allah berfirman:
"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (kawin) dan hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui." (An-Nur: 32).
"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (kawin) dan hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui." (An-Nur: 32).
Hendaknya seseorang memilih isteri
shalihah dengan syarat-syarat sebagai berikut:
"Wanita itu dinikahi karena empat hal: hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka hendaknya engkau utamakan wanita yang memiliki agama, (jika tidak) niscaya kedua tanganmu akan berdebu (miskin, merana)".Hadits riwayat Al-Bukhari, lihat Fathul Bari, 9/132.
"Dunia semuanya adalah kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita shalihah''. Hadits riwayat Muslim (1468), cet. Abdul Baqi; dan riwayat An-Nasa'i dari Ibnu Amr, Shahihul Jami', hadits no.3407
"Hendaklah salah seorang dari kamu memiliki hati yang bersyukur, lisan yang selalu dzikir dan isteri beriman yang menolongnya dalam persoalan akhirat".Hadits riwayat Ahmad (5/282), At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Tsauban, Shahihul Jami', hadits no. 5231Dalam riwayat lain disebutkan :
"Dan isteri shalihah yang menolongmu atas persoalan dunia dan agamamu adalah sebaik-baik (harta) yang disimpan manusia".Hadits riwayat Al-Baihaqi dalam Asy-Syu'ab dari Abu Umamah. Lihat Shahihul Jami', hadits no. 4285
"Kawinilah perempuan yang penuh cinta dan yang subur peranakannya. Sesungguhnya aku membanggakan dengan banyaknya jumlah kalian di antara para nabi pada hari Kiamat." Hadits riwayat Imam Ahmad (3/245), dari Anas. Dikatakan dalam Irwa 'ul Ghalil, "Hadits ini shahih", 6/195
"(Nikahilah) gadis-gadis, sesungguhnya mereka lebih banyak keturunannya, lebih manis tutur katanya dan lebih menerima dengan sedikit (qana'ah)". Hadits riwayat lbnu Majah, No. 1861 dan alam As-Silsilah Ash-Shahihah, hadits No. 623Dalam riwayat lain disebutkan : "Lebih sedikit tipu dayanya".Sebagaimana wanita shalihah adalah salah satu dari empat sebab kebahagiaan maka sebaliknya wanita yang tidak shalihah adalah salah satu dari empat penyebab sengsara. Seperti tersebut dalam hadits shahih:
"Dan di antara kebahagiaan adalah wanita shalihah, engkau memandangnya lalu engkau kagum dengannya, dan engkau pergi daripadanya tetapi engkau merasa aman dengan dirinya dan hartamu. Dan di antara kesengsaraan adalah wanita yang apabila engkau memandangnya engkau merasa enggan, lalu dia mengungkapkan kata-kata kotor kepadamu, dan jika engkau pergi daripadanya engkau tidak merasa aman atas dirinya dan hartamu" Hadits riwayat Ibnu Hibban dan lainnya, dalam As-Silsilah Ash- Shahihah, hadits no. 282Sebaliknya, perlu memperhatikan dengan seksama keadaan orang yang meminang wanita muslimah tersebut, baru mengabulkannya setelah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
"Jika datang kepadamu seseorang yang engkau rela terhadap akhlak dan agamanya maka nikahkanlah, jika tidak kamu lakukan niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar".Hadits riwayat Ibnu Majah 1967, dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, hadits no. 1022Hal-hal di atas perlu dilakukan dengan misalnya bertanya, melakukan penelitian, mencari informasi dan sumber-sumber berita terpercaya agar tidak merusak dan menghancurkan rumah tangga yang bersangkutan."
"Wanita itu dinikahi karena empat hal: hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka hendaknya engkau utamakan wanita yang memiliki agama, (jika tidak) niscaya kedua tanganmu akan berdebu (miskin, merana)".Hadits riwayat Al-Bukhari, lihat Fathul Bari, 9/132.
"Dunia semuanya adalah kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita shalihah''. Hadits riwayat Muslim (1468), cet. Abdul Baqi; dan riwayat An-Nasa'i dari Ibnu Amr, Shahihul Jami', hadits no.3407
"Hendaklah salah seorang dari kamu memiliki hati yang bersyukur, lisan yang selalu dzikir dan isteri beriman yang menolongnya dalam persoalan akhirat".Hadits riwayat Ahmad (5/282), At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Tsauban, Shahihul Jami', hadits no. 5231Dalam riwayat lain disebutkan :
"Dan isteri shalihah yang menolongmu atas persoalan dunia dan agamamu adalah sebaik-baik (harta) yang disimpan manusia".Hadits riwayat Al-Baihaqi dalam Asy-Syu'ab dari Abu Umamah. Lihat Shahihul Jami', hadits no. 4285
"Kawinilah perempuan yang penuh cinta dan yang subur peranakannya. Sesungguhnya aku membanggakan dengan banyaknya jumlah kalian di antara para nabi pada hari Kiamat." Hadits riwayat Imam Ahmad (3/245), dari Anas. Dikatakan dalam Irwa 'ul Ghalil, "Hadits ini shahih", 6/195
"(Nikahilah) gadis-gadis, sesungguhnya mereka lebih banyak keturunannya, lebih manis tutur katanya dan lebih menerima dengan sedikit (qana'ah)". Hadits riwayat lbnu Majah, No. 1861 dan alam As-Silsilah Ash-Shahihah, hadits No. 623Dalam riwayat lain disebutkan : "Lebih sedikit tipu dayanya".Sebagaimana wanita shalihah adalah salah satu dari empat sebab kebahagiaan maka sebaliknya wanita yang tidak shalihah adalah salah satu dari empat penyebab sengsara. Seperti tersebut dalam hadits shahih:
"Dan di antara kebahagiaan adalah wanita shalihah, engkau memandangnya lalu engkau kagum dengannya, dan engkau pergi daripadanya tetapi engkau merasa aman dengan dirinya dan hartamu. Dan di antara kesengsaraan adalah wanita yang apabila engkau memandangnya engkau merasa enggan, lalu dia mengungkapkan kata-kata kotor kepadamu, dan jika engkau pergi daripadanya engkau tidak merasa aman atas dirinya dan hartamu" Hadits riwayat Ibnu Hibban dan lainnya, dalam As-Silsilah Ash- Shahihah, hadits no. 282Sebaliknya, perlu memperhatikan dengan seksama keadaan orang yang meminang wanita muslimah tersebut, baru mengabulkannya setelah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
"Jika datang kepadamu seseorang yang engkau rela terhadap akhlak dan agamanya maka nikahkanlah, jika tidak kamu lakukan niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar".Hadits riwayat Ibnu Majah 1967, dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, hadits no. 1022Hal-hal di atas perlu dilakukan dengan misalnya bertanya, melakukan penelitian, mencari informasi dan sumber-sumber berita terpercaya agar tidak merusak dan menghancurkan rumah tangga yang bersangkutan."
Laki-laki shalih dengan wanita
shalihah akan mampu membangun rumah tangga yang baik, sebab negeri yang baik
akan keluar tanamannya dengan izin Tuhannya, sedang negeri yang buruk tidak akan
keluar tanaman daripadanya kecuali dengan susah payah.
Nasehat (2): Upaya Membentuk
(Memperbaiki) Isteri.
Apabila isteri adalah wanita
shalihah maka inilah kenikmatan serta anugerah besar dari Allah Ta'ala. Jika
tidak demikian, maka kewajiban kepala rumah tangga adalah mengupayakan
perbaikan.
Hal itu bisa terjadi karena beberapa
keadaan. Misalnya, sejak semula ia memang menikah dengan wanita yang sama sekali
tidak memiliki agama, karena laki-laki tersebut dulunya, memang tidak
memperdulikan persoalan agama. Atau ia menikahi wanita tersebut dengan harapan
kelak ia bisa memperbaikinya, atau karena tekanan keluarganya. Dalam keadaan
seperti ini ia harus benar-benar berusaha sepenuhnya sehingga bisa melakukan
perbaikan.
Suami juga harus memahami dan
menghayati benar, bahwa persoalan hidayah (petunjuk) adalah hak Allah.
Allah-lah yang memperbaiki. Dan di antara karunia Allah atas hambaNya Zakaria
adalah sebagaimana difirmankan:
"Dan Kami perbaiki
isterinya".
(Al-Anbiya': 90).
Perbaikan itu baik berupa perbaikan
fisik maupun agama. Ibnu Abbas berkata: "Dahulunya, isteri Nabi Zakaria adalah
mandul, tidak bisa melahirkan maka Allah menjadikannya bisa melahirkan". Atha'
berkata: Sebelumnya, ia adalah panjang lidah, kemudian Allah
memperbaikinya".
Beberapa Metode
Memperbaiki Isteri:
- Memperhatikan dan meluruskan berbagai macam ibadahnya kepada Allah Ta'ala. Kupasan dalam masalah ini ada dalam pembahasan berikutnya.
- Upaya meningkatkan keimanannya, misalnya:
- Menganjurkannya bangun malam untuk shalat tahajjud
- Membaca Al Qur'anul Karim.
- Menghafalkan dzikir dan do'a pada waktu dan kesempatan tertentu.
- Menganjurkannya melakukan banyak sedekah.
- Membaca buku-buku Islami yang bermanfaat.
- Mendengar rekaman kaset yang bermanfaat, baik dalam soal keimanan maupun ilmiah dan terus mengupayakan tambahan koleksi kaset yang sejenis.
- Memilihkan teman-teman wanita shalihah baginya sehingga bisa menjalin ukhuwah yang kuat, saling bertukar pikiran dalam masalah-masalah agama serta saling mengunjungi untuk tujuan yang baik.
- Menjauhkannya dari segala keburukan dan pintu-pintunya. Misalnya dengan menjauhkannya dari
MEMBANGUN RUMAH TANGGA
Langganan:
Postingan (Atom)